Sabtu, 25 Oktober 2014

var popunder = true;

LAPORAN PRAKTIKUM
SEL VOLTA
        I.            TUJUAN
1.       Membuat/merancang prosedur kerja
2.       Menuliskan lambang diagram sel dan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda
3.       Menentukan potensial sel berdasarkan hasi pengamatan/eksperimen

      II.            RUMUSAN MASALAH
1.       Apakah semua reaksi berlangsung secara spontan?
2.       Bagaimana menuliskan lambang sel atau diagram sel reaksi yang berlangsung?

    III.            DASAR TEORI
Sel volta atau sel Galvani adalah bagian dari sel elektrokimia yang didalamnya terjadi reaksi redoks spontan yang menghasilkan listrik.
Dalam sel volta, katoda adalah kutub positif (tempat terjadinya reaksi reduksi), sedangkan anoda adalah kutub negative (tempat terjadinya reaksi oksidasi). EO sel volta didapatkan dari EO Katoda dikurangi EO Anoda menggunakan data EO pada deret volta yang makin ke kiri unsur Hidrogen semakin kecil nilai EOnya (EO sel volta =  EO Katoda - EO Anoda atau EO sel volta = EO reduksi - EO oksidasi)
Sel volta banyak digunakan dalam industri antara lain akumulator dan berbagai baterai. Prinsip sel volta juga dapat digunakan untuk mencegah korosi pada logam.

    IV.            HIPOTESIS
1.       Tidak semua reaksi berlangsung secara spontan.
2.       Logam/ion Logam//ion Logam/Logam

      V.            VARIABEL
1.       Variabel Manipulasi : Elektroda (Cu, Zn, Mg, dan Fe), Larutan (CuSO4, ZnSO4, MgSO4, dan FeSO4)
2.       Variabel Kontrol       : alat (gelas kimia, voltmeter, penjepit buaya, kabel, jembatan garam)
3.       Variabel Respon       : Beda potensial sel yang ditunjukkan oleh voltmeter

    VI.            ALAT DAN BAHAN
-          Alat                                :
1.       Gelas kimia 2 buah
2.       Voltmeter 1 buah
3.       Penjepit buaya 4 buah
4.       Kabel 2 buah
5.       Jembatan garam 1 buah
6.       Elektroda (Cu, Zn, Mg, dan Fe)
7.       Amplas
8.       Tisu
-          Bahan           :
1.       Larutan CuSO4
2.       Larutan ZnSO4
3.       Larutan MgSO4
4.       Larutan FeSO4

  VII.            GAMBAR RANGKAIAN

VIII.            LANGKAH KERJA
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Masukkan larutan CuSO4 Larutan ZnSO4 ke dalam gelas kimia @ 40 ml
3.       Amplas elektroda Cu dan Zn
4.       Jepitkan penjepit buaya berkutub positif pada lempeng katoda dan kutub negative pada lempeng anoda
5.       Pasang jembatan garam dan pastikan kedua ujungnya tercelup ke dalam larutan elektrolit
6.       Celupkan masing-masing elektroda ke dalam larutannya
7.       Amati perubahan yang terjadi
8.       Catat hasil percobaan pada tabel
9.       Lakukan langkah 2 – 8 untuk pasangan larutan
a.       MgSO4 dan ZnSO4 dengan elektroda Mg dan Zn
b.      MgSO4 dan FeSO4 dengan elektroda Mg dan Fe
c.       FeSO4 dan ZnSO4 dengan elektroda Fe dan Zn

    IX.            TABEL PERCOBAAN
No.
Rangkaian Sel
Pengamatan
Anoda
Katoda
Potensial sel
1.
Cu dalam Larutan CuSO4 dan Zn dalam Larutan ZnSO4
Zn
Cu
0,4 volt
2.
Mg dalam Larutan MgSO4 dan Zn dalam Larutan ZnSO4
Mg
Zn
0,9 volt
3.
Mg dalam Larutan MgSO4 dan Fe dalam Larutan FeSO4
Mg
Fe
0,85 volt
4.
Fe dalam Larutan FeSO4 dan Zn dalam Larutan ZnSO4
Zn
Fe
0 volt


      X.            ANALISA DATA
1.       Cu dalam Larutan CuSO4 dan Zn dalam Larutan ZnSO4
a.       Fungsi
Cu berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi. Larutan CuSO4 dan Larutan ZnSO4 sebagai elektrolit
b.      Reaksi sel
Katoda                  :               2e- + Cu2+             à Cu
Anoda                   :               Zn                           à Zn2+ + 2e- 
Reaksi sel            :               Cu2+ + Zn              à Cu + Zn2+
c.       Diagram sel
Zn/Zn2+//Cu2+/Cu
d.      Beda potensial sel berdasarkan hasil percobaan adalah 0,4 volt

2.       Mg dalam Larutan MgSO4 dan Zn dalam Larutan ZnSO4
a.       Fungsi
Zn berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Mg berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi. Larutan ZnSO4 dan Larutan MgSO4 sebagai elektrolit
b.      Reaksi sel
Katoda                  :               2e- + Zn2+             à Zn
Anoda                   :               Mg                         à Mg2+ + 2e- 
Reaksi sel            :               Zn2+ + Mg            à Zn + Mg2+
c.       Diagram sel
Mg/Mg2+//Zn2+/Zn
d.      Beda potensial sel berdasarkan hasil percobaan adalah 0,9 volt

3.       Mg dalam Larutan MgSO4 dan Fe dalam Larutan FeSO4
a.       Fungsi
Fe berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Mg berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi. Larutan FeSO4 dan Larutan MgSO4 sebagai elektrolit
b.      Reaksi sel
Katoda                  :               2e- + Fe2+             à Fe
Anoda                   :               Mg                         à Mg2+ + 2e- 
Reaksi sel            :               Fe2+ + Mg            à Fe + Mg2+
c.       Diagram sel
Mg/Mg2+//Fe2+/Fe
d.      Beda potensial sel berdasarkan hasil percobaan adalah 0,85 volt

4.       Fe dalam Larutan FeSO4 dan Zn dalam Larutan ZnSO4
a.       Fungsi
Fe berfungsi sebagai katoda sehingga mengalami reaksi reduksi dan Zn berfungsi sebagai anoda sehingga mengalami oksidasi. Larutan FeSO4 dan Larutan ZnSO4 sebagai elektrolit
b.      Reaksi sel
Katoda                  :               2e- + Fe2+             à Fe
Anoda                   :               Zn                           à Zn2+ + 2e- 
Reaksi sel            :               Fe2+ + Zn              à Fe + Zn2+
c.       Diagram sel
Zn/Zn2+//Fe2+/Fe
d.      Beda potensial sel berdasarkan hasil percobaan adalah 0 volt
Di dalam rangkaian sel ini terjadi reaksi yang menghasilkan EO yang sangat kecil. Pada saat percobaan, jarum pada voltmeter bergerak sedikit namun masih dekat dengan skala 0. Hal ini terjadi mungkin karena beda potensial antara Fe dan Zn sangat kecil atau mungkin karena error pada jembatan garamnya.

5.       Deret Volta berdasarkan hasil percobaan :
Mg
Fe
Zn
Cu
        Deret volta yang didapat ternyata tidak sesuai dengan data deret volta. Hal ini terjadi karena human error atau error pada jembatan garam yang sudah berongga sehingga aliran electron tidak lancer.
    XI.            KESIMPULAN
1.       Pada sel volta semua reaksi berlangsung secara spontan
2.       Logam/ion kation Logam//ion kation Logam/Logam
3.       Gambar rangkaian lengkap dengan aliran elektron

Rabu, 10 September 2014

var popunder = true;
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan ketersediaan oksigen bebas. Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat. Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarah jauh dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak daripada yang diambil dari pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses pembongkaran zat dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu dalam keadaan anaerob.
Fermentasi sudah dilakukan manusia sejak ditemukannya  jamur dan bakteri yang mampu memfermentasi. Contoh produk hasil fermentasi yaitu, alcohol, bir, tape, dll. Tapi pada kenyataannya di lapangan, sering ditemui produsen tape, misalnya, menggunakan ragi secara tidak wajar atau tidak sesuai aturan. Padahal, jika terlalu berlebihan akan mngakibatkan terciptanya produk yang tidak sesuai harapan.
Dalam hal ini kami melakukan praktikum yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah ragi/fermipan/saccharomyces yang diberikan serta apa saja yang terjadi pada saat proses fermentasi berlangsung.

1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah :     
-          Bagaimana  pengaruh jumlah fermipan yang diberikan terhadap metabolisme anaerob ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fermipan/ saccharomyces terhadap metabolism anaerob. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui apa yang saja yang terjadi pada saat metabolism anaerob tersebut.

1.4. MANFAAT PENELITIAN
-          Bagi para pelajar, penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang proses metabolism anaerob dengan baik.
-          Bagi para produsen kue atau produk-produk fermentasi, mereka dapat memahami fermentasi dengan baik dan tidak asal asalan lagi dalam hal pemberian jumlah ragi/fermipan.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1.   FERMENTASI
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untukmenghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1.      Glikolisis.      Glukosa (C6H12O6)  à   asam piruvat
2.      Dekarboksilasi asam piruvat.
3.      Asampiruvat  à asetaldehid + CO2. piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
4.       Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH 
à  2 C2H5OH + 2 NAD. alkohol dehidrogenase enzim
Ringkasan reaksi :  C6H12O6   à  2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + ATP
Pereaksian karbondioksida dengan air kapur menghasilkan endapan kapur dan air. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
Ca(OH)2 + CO2     à      CaCO3 + H2O

2.1.2.   FERMIPAN
Fermipan merupakan ragi instant yang biasa dipergunakan dalam pembuatan roti dan kue. Fermipan atau ragi digunakan agar bahan kue atau roti menjadi mengembang ketika dipanggang. Pada percobaan tadi, kita mengetahui bahwa ragi yang dicampur dengan gula maupun yang tidak bercampur dengan gula menjadi mengembang terutama yang komposisinya banyak. Maka setelah kita tahu bahwa balonnya mengembang, berarti ada reaksi dari fermipan atau ragi dengan gula dan air.

Reaksi fermipan sebagai berikut
C6H12O6 à 2C2H5OCOOH + ENERGI
Ragi atau fermipan itu sendiri merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrient. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi, yaitu Rhizopus aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.
Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai Negara dan kebudayaan di dunia dibuat menggunakan media biakan tertentu dan campuran tertentu.


2.2. HIPOTESIS
·         Saccharomyces / fermipan dapat menyebabkan fermentasi yang cepat lamanya terjadinya proses fermentasi tergantung pada kadar/jumlah yang diberikan.




BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. POPULASI DAN SAMPEL
- Populasi
                  Populasi fermipan di toko kue “PAS” di pasar Larangan sidoarjo
      - Sampel
                  2 bungkus fermipan @ 11 gr

3.2. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
·         Variabel manipulasi adalah variabel  yang dibuat tidak sama untuk mengetahui respon yang dihasilkan guna membangun kesimpulan. Variabel manipulasi pada percobaan kali ini adalah jumlah/massa fermipan yang diuji. Penimbangan yang dilakukan menggunakan neraca gram
·         Variabel respon adalah variable yang muncul sebagai akibat perlakuan berbeda yang dilakukan di percobaan. Variabel respon pada percobaan ini adalah kecepatan proses fermentasi yang terjadi. Cara mengukurnya menggunakan stopwatch.
·         Variabel control adalah variable yang kita buat sama agar hasil respon yang muncul hanya sebagai akibat dari variable manipulasi bukan dari factor lain. Variabel control pada percobaan kali ini adalah volume air, banyaknya gula, jenis air, jenis gula dan jenis fermipan


3.3. RANCANGAN PERCOBAAN
Dalam membuat rancangan penelitian, yaitu gambaran bagaimana hubungan variabel manipulasi dan variabel respon akan diteliti. Rancangan penelitian ini meliputi:
        1. Label 1             : Pelakuan dengan tidak memberikan fermipan.
        2. Label 2             : Perlakuan dengan pemberian fermipan sebanyak 5 gram
        3. Label 3             : Pelakuan dengan pemberian fermipan sebanyak 10 gram

3.4. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian kali ini, yaitu :
ü  Gelas kimia 1 buah
ü  Labu Erlenmeyer 6 buah
ü  Pipa bentuk J 3 buah
ü  Selang 3 buah
ü  Thermometer 3 buah
ü  Sumbat gabus berlubang 2 6 buah
ü  Neraca
ü  Gula 10 gram
ü  Air bersih
ü  Fermipan/ ragi
ü  Vaselin
ü  Air kapur ( CaOH )
ü  Indicator pp

3.5. LANGKAH KERJA
Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penelitian, antara lain:
·         Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
·         Labeli masing masing 2 labu Erlenmeyer dengan label 1, 2, dan 3
·         Isi semua labu Erlenmeyer dengan air sebanyak 50 ml
·         Salah satu tabung pada masing masing label beri larutan pp dan air kapur masing masing 1 tetes 1 tetes
·         Timbang fermipan sebanyak 5 gram dan 10 gram, sisihkan.
·         Timbang gula sebanyak 10 gram sebanyak 3.
·         Masukkan gula kedalam masing masing labu Erlenmeyer yang tidak di beri campuran pp dan air kapur, larutkan.
·         Olesi sumbat gabus dan mulut labu dengan vaselin
·         Masukkan fermipan 5 gram ke dalam labu erlenmeyer berlabel 2 dan fermipan 10 gram ke dalam labu Erlenmeyer berlabel 3. Masing masing ke dalam labu Erlenmeyer yang terdapat larutan gula.
·         Susun seperti gambar dibawah ini.
·        

·         Amatilah selama 20 menit dan lakukan analisis data.




BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. GAMBAR PERCOBAAN
  


4.2. DATA HASIL PERCOBAAN
4.2.1.  Tabel data hasil percobaan
Label
Waktu
Suhu
Merubah pp
Menghsilkan gas
Terdapat endapan
awal
Akhir
1
-
29
29
Tidak
Tidak
Tidak
2
12 menit
29
32
Iya
Iya
Iya
3
8 menit
29
33
Iya
Iya
Iya

4.3. ANALISA DAN PEMBAHASAN
        1. Label 1             : Pelakuan dengan tidak memberikan fermipan.
        2. Label 2             : Perlakuan dengan pemberian fermipan sebanyak 5 gram
        3. Label 3             : Pelakuan dengan pemberian fermipan sebanyak 10 gram
Pada labu Erlenmeyer yang terdapat fermipan pada label 2 dan 3 terjadi proses fermentasi oleh fermipan yang diketahui oleh adanya bau khas alkohol, terdapatnya gelembung gelembung udara, serta peningkatan suhu. Terdapatnya bau khas alcohol merupakan hasil dari proses fermentasi. Pada labu berlabel 2 dan 3 juga terdapat kenaikan suhu yang berarti proses fermentasi menghasilkan energy. Dan terbentuknya gelembung gelembung udara yang mengindikasikan terbentuknya gas CO2 pada saat fermentasi.
reaksi fermentasi sebagai berikut
C6H12O6 à 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
Pada labu Erlenmeyer ke 2 pada label 2 dan 3 yang semua berisikan air sebanyak 50 ml dengan campuran 1 tetes air kapu dan 1 tetes indicator pp yang menjadikan larutan tersebut berwarna pink keunguan menjadi bening dan pada akhirnya keruh menyerupai warna larutan pada labu Erlenmeyer yang terdapat fermipan. Di dalam labu tersebut gas CO2 hasil fermentasi mengalir ke labu tersebut dan membuat larutan menjadi bening tapi pada akhirnya menjadi keruh menurut persamaan

Ca(OH)₂ + CO₂
à CaCO₃ + H₂O
Larutan kapur (Ca(OH)2) pada tabung kedua berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk seperti Saccharomyces sehingga reaksi mulai terhenti ketika hasil reaksi pada labu pertama mengalir menuju labu kedua . Setelah reaksi hampir terhenti , muncul gelembung - gelembung air atau uap air yang merupakan hasil reaksi seperti diatas , keluar melalui selang kecil. Selain itu , terdapat endapan kapur ( CaCO3 ) yang mengendap pada labu kedua. Air yang keluar dari labu kedua sebanding dengan jumlah gas dan air yang mengalir dai labu pertama menuju labu kedua.





BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
                 Dari hasil praktikum ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
    • Cepat atau lamanya Fermentasi dipengaruhi oleh banyaknya fermipan /  saccharomyces
    • Saat reaksi fermentasi terjadi pembentukan energy, menghasilkan gas CO2 dan terjadi di keadaan anaerob serta menghasilkan alkohol

5.2. SARAN
Dari praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa saran sebagai berikut :
·         Percobaan sebaiknya dilakukan menggunakan alat yang tertutup rapat atau menggunakan vaselin yang lebih banyak agar tidak ada kebocoran gas.