Jumat, 28 Maret 2014

var popunder = true;
LAPORAN KIMIA
MENENTUKAN PH SUATU LARUTAN
1.       TUJUAN
-          Mengetahui ph larutan suatu asam basa
-          Mengetahui ciri-ciri larutan asam basa

2.       RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana mengetahui ph suatu larutan asam basa?
- Bagaimana hubungan Antara derajat PH suatu larutan terhadap asam basa?


3.       DASAR TEORI
Svante Arrheius mengemukakan bahwa “asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. basa adalah suatu senyawa yang jia dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-“. Rekasinya dapat dirumuskan sebagai berikut : HxZ(aq) à xH+ + Zx- (ASAM)
                            M(OH)X à MX+ + xOH- (BASA)

-          Larutan Asam
·         Rasanya Masam
·         Kertas lakmus biru à merah
·         Bersifat korosif
·         Terdiri dari ion H+ dan OH- sisa asam
·         H+ > OH-
-          Larutan Basa
·         Rasanya pahit
·         Lakmus merah à biru
·         Bersifat kaustik
·         Terdiri dari ion OH- dan ion positif logam
·         OH- > H+
-          Larutan Netral
·         Rasa bervariasi
·         Tidak mengubah lakmus
·         Tidak bersifat korosif
·         Terdiri dari ion OH- dan H+
·         OH-  = H+

Identifikasi PH suatu larutan dapat menggunakan 4 cara yaitu :
1.      Indikator tunggal
a). Identifikasi dengan Kertas Lakmus 
     Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus,yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Lakmus merah
     Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru. (Ph = 7 – 14)
b.      Lakmus biru
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.(Ph = 0 – 7)
c.       Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

b).
No
Indikator
Trayek Perubahan Warna
Perubahan Warna
1
Metil Jingga
2,9 – 4,0
Merah – Kuning
2
Metil Merah
4,2 – 6,3
Merah – Kuning
3
Bromotimol Biru
6,0 – 7,6
Kuning – Biru
4
Fenolftalein
8,3 – 10
Tidak berwarna – Merah

2.      Indikator alami, menggunakan tumbukan wortel, bunga sepatu, dll
3.      Indikator universal
4.      PH meter

Johanes T. Brursted dan Thomas M. Lowry mengemukakan bahwa “ asam = spesi yang dapat memberikan (donor) ion H+. Basa = spesi yang dapat menerima (akseptor) ion H+.” jadi reaksinya dapat dirumuskan sebagai berikut :
H+donor asam +  H+ akseptor asam <--> H+akseptor asam +  H+ donor asam

Gilbert N. Lewis mengemukakan bahwa “ asam adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor electron. Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor electron”


4.       HIPOTESA
-          PH suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan 4 cara, yaitu : menggunakan indicator alami, indicator tunggal, indicator universal, dan PH meter.
-          Larutan yang mempunyai nilai ph < 7 merupakan larutan asam. Sedangkan yang mempunyai nilai > 7 merupakan larutan basa.


5.       VARIABEL
-          Variabel control : indicator tunggal, indicator universal
-          Variabel manipulasi : jenis larutan
-          Variabel respon : perubahan warna

6.       ALAT DAN BAHAN
-          Tabung reaksi
-          Pipet
-          Larutan A, B, C, D
-          Larutan NaOH, CH3COOH, HCl, NH3 @ 0,1 M
-          Indikator tunggal
-          Indikator universa

7.       LANGKAH KERJA
a.       Untuk larutan NaOH, CH3COOH, HCl, NH3 @ 0,1 M
-          Masukkan masing-masing larutan kedalam tabung reaksi secukupnya
-          Masukkan indicator universal sampai tercelup seluruhnya
-          Keluarkan indicator universal dan cocokkan perubahan waran yang terjadi dengan daftar trayek warna pHnya
-          Catat hasilnya
b.      Untuk larutan A, B, C, D
-          Masukkan masing-masing larutan kedalam 6 tabung reaksi.
-          Kemudian masukkan masing-masing indicator tunggal kedalam 1 tabung rekasi pada setiap jenis larutan
-          Amati dan catat hasilnya.

8.       GAMBAR PERCOBAAN
A.      Larutan NaOH, CH3COOH, HCl, NH3 @ 0,1 M


B.      Larutan A,B,C,D


9.       DATA HASIL PENGAMATAN
a.       Untuk larutan NaOH, CH3COOH, HCl, NH3 @ 0,1 M
Larutan
PH
Jenis Larutan
NaOH
13
Basa
CH3COOH
2
Asam
HCl
1
Asam
NH3
9
Basa

b.      Untuk Larutan A,B,C,D
Larutan
KLM
KLB
MM
MJ
PP
BTB
PH
Sifat
A
Merah
Merah
Merah
Merah
-
-
≤2,9
Asam
B
Merah
Merah
Kuning
Jingga
-
-
2,9 - 4
Asam
C
Biru
Biru
-
-
Merah Muda
Biru
≥10
Basa
D
Biru
Biru
-
-
Merah Muda
Biru
≥10
Basa


10.   ANALISA DATA
a.       Untuk larutan NaOH, CH3COOH, HCl, NH3 @ 0,1 M
-          Larutan NaOH merupakan larutan basa karena mempunyai PH 13
-          Larutan CH3COOH merupakan larutan asam karena mempunyai PH 2
-          Larutan NH3 merupakan larutan basa karena mempunyai PH 9
-          Larutan HCl merupakan larutan asam karena mempunyai PH 1

b.      Untuk Larutan A,B,C,D
-          Larutan A mempunyai pH ≤2,9 sehingga termasuk larutan asam
-          Larutan B mempunyai pH 2,9-4 sehingga termasuk larutan asam
-          Larutan C mempunyai pH ≥10 sehingga termasuk larutan basa
-          Larutan D mempunyai pH ≥10 sehingga termasuk larutan basa
Pada hasil percobaan tersebut terdapat kolom yang kosong, hal itu dikarenakan sudah diketahui sifat asam basa nya dengan menggunakan kertas lakmus merah(7-14) dan kertas lakmus biru (0-7)

11.   KESIMPULAN
Terdapat 4 cara dalam menentukan PH suatu larutan. Yaitu dengan menggunakan indicator alami, indicator tunggal, indicator universal, dan PH meter. Serta sifat asam basa suatu larutan diketahui bila PH <7 adalah asam, PH = 7 adalah netral, dan PH > 7 adalah basa.