Rabu, 10 September 2014

var popunder = true;
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan ketersediaan oksigen bebas. Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat. Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarah jauh dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak daripada yang diambil dari pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses pembongkaran zat dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu dalam keadaan anaerob.
Fermentasi sudah dilakukan manusia sejak ditemukannya  jamur dan bakteri yang mampu memfermentasi. Contoh produk hasil fermentasi yaitu, alcohol, bir, tape, dll. Tapi pada kenyataannya di lapangan, sering ditemui produsen tape, misalnya, menggunakan ragi secara tidak wajar atau tidak sesuai aturan. Padahal, jika terlalu berlebihan akan mngakibatkan terciptanya produk yang tidak sesuai harapan.
Dalam hal ini kami melakukan praktikum yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah ragi/fermipan/saccharomyces yang diberikan serta apa saja yang terjadi pada saat proses fermentasi berlangsung.

1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah :     
-          Bagaimana  pengaruh jumlah fermipan yang diberikan terhadap metabolisme anaerob ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fermipan/ saccharomyces terhadap metabolism anaerob. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui apa yang saja yang terjadi pada saat metabolism anaerob tersebut.

1.4. MANFAAT PENELITIAN
-          Bagi para pelajar, penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang proses metabolism anaerob dengan baik.
-          Bagi para produsen kue atau produk-produk fermentasi, mereka dapat memahami fermentasi dengan baik dan tidak asal asalan lagi dalam hal pemberian jumlah ragi/fermipan.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1.   FERMENTASI
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untukmenghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1.      Glikolisis.      Glukosa (C6H12O6)  Ã    asam piruvat
2.      Dekarboksilasi asam piruvat.
3.      Asampiruvat  Ã  asetaldehid + CO2. piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
4.       Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH 
à  2 C2H5OH + 2 NAD. alkohol dehidrogenase enzim
Ringkasan reaksi :  C6H12O6   Ã   2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + ATP
Pereaksian karbondioksida dengan air kapur menghasilkan endapan kapur dan air. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
Ca(OH)2 + CO2     Ã       CaCO3 + H2O

2.1.2.   FERMIPAN
Fermipan merupakan ragi instant yang biasa dipergunakan dalam pembuatan roti dan kue. Fermipan atau ragi digunakan agar bahan kue atau roti menjadi mengembang ketika dipanggang. Pada percobaan tadi, kita mengetahui bahwa ragi yang dicampur dengan gula maupun yang tidak bercampur dengan gula menjadi mengembang terutama yang komposisinya banyak. Maka setelah kita tahu bahwa balonnya mengembang, berarti ada reaksi dari fermipan atau ragi dengan gula dan air.

Reaksi fermipan sebagai berikut
C6H12O6 à 2C2H5OCOOH + ENERGI
Ragi atau fermipan itu sendiri merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrient. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi, yaitu Rhizopus aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.
Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai Negara dan kebudayaan di dunia dibuat menggunakan media biakan tertentu dan campuran tertentu.


2.2. HIPOTESIS
·         Saccharomyces / fermipan dapat menyebabkan fermentasi yang cepat lamanya terjadinya proses fermentasi tergantung pada kadar/jumlah yang diberikan.




BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. POPULASI DAN SAMPEL
- Populasi
                  Populasi fermipan di toko kue “PAS” di pasar Larangan sidoarjo
      - Sampel
                  2 bungkus fermipan @ 11 gr

3.2. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
·         Variabel manipulasi adalah variabel  yang dibuat tidak sama untuk mengetahui respon yang dihasilkan guna membangun kesimpulan. Variabel manipulasi pada percobaan kali ini adalah jumlah/massa fermipan yang diuji. Penimbangan yang dilakukan menggunakan neraca gram
·         Variabel respon adalah variable yang muncul sebagai akibat perlakuan berbeda yang dilakukan di percobaan. Variabel respon pada percobaan ini adalah kecepatan proses fermentasi yang terjadi. Cara mengukurnya menggunakan stopwatch.
·         Variabel control adalah variable yang kita buat sama agar hasil respon yang muncul hanya sebagai akibat dari variable manipulasi bukan dari factor lain. Variabel control pada percobaan kali ini adalah volume air, banyaknya gula, jenis air, jenis gula dan jenis fermipan


3.3. RANCANGAN PERCOBAAN
Dalam membuat rancangan penelitian, yaitu gambaran bagaimana hubungan variabel manipulasi dan variabel respon akan diteliti. Rancangan penelitian ini meliputi:
        1. Label 1             : Pelakuan dengan tidak memberikan fermipan.
        2. Label 2             : Perlakuan dengan pemberian fermipan sebanyak 5 gram
        3. Label 3             : Pelakuan dengan pemberian fermipan sebanyak 10 gram

3.4. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian kali ini, yaitu :
ü  Gelas kimia 1 buah
ü  Labu Erlenmeyer 6 buah
ü  Pipa bentuk J 3 buah
ü  Selang 3 buah
ü  Thermometer 3 buah
ü  Sumbat gabus berlubang 2 6 buah
ü  Neraca
ü  Gula 10 gram
ü  Air bersih
ü  Fermipan/ ragi
ü  Vaselin
ü  Air kapur ( CaOH )
ü  Indicator pp

3.5. LANGKAH KERJA
Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penelitian, antara lain:
·         Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
·         Labeli masing masing 2 labu Erlenmeyer dengan label 1, 2, dan 3
·         Isi semua labu Erlenmeyer dengan air sebanyak 50 ml
·         Salah satu tabung pada masing masing label beri larutan pp dan air kapur masing masing 1 tetes 1 tetes
·         Timbang fermipan sebanyak 5 gram dan 10 gram, sisihkan.
·         Timbang gula sebanyak 10 gram sebanyak 3.
·         Masukkan gula kedalam masing masing labu Erlenmeyer yang tidak di beri campuran pp dan air kapur, larutkan.
·         Olesi sumbat gabus dan mulut labu dengan vaselin
·         Masukkan fermipan 5 gram ke dalam labu erlenmeyer berlabel 2 dan fermipan 10 gram ke dalam labu Erlenmeyer berlabel 3. Masing masing ke dalam labu Erlenmeyer yang terdapat larutan gula.
·         Susun seperti gambar dibawah ini.
·        

·         Amatilah selama 20 menit dan lakukan analisis data.




BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. GAMBAR PERCOBAAN
  


4.2. DATA HASIL PERCOBAAN
4.2.1.  Tabel data hasil percobaan
Label
Waktu
Suhu
Merubah pp
Menghsilkan gas
Terdapat endapan
awal
Akhir
1
-
29
29
Tidak
Tidak
Tidak
2
12 menit
29
32
Iya
Iya
Iya
3
8 menit
29
33
Iya
Iya
Iya

4.3. ANALISA DAN PEMBAHASAN
        1. Label 1             : Pelakuan dengan tidak memberikan fermipan.
        2. Label 2             : Perlakuan dengan pemberian fermipan sebanyak 5 gram
        3. Label 3             : Pelakuan dengan pemberian fermipan sebanyak 10 gram
Pada labu Erlenmeyer yang terdapat fermipan pada label 2 dan 3 terjadi proses fermentasi oleh fermipan yang diketahui oleh adanya bau khas alkohol, terdapatnya gelembung gelembung udara, serta peningkatan suhu. Terdapatnya bau khas alcohol merupakan hasil dari proses fermentasi. Pada labu berlabel 2 dan 3 juga terdapat kenaikan suhu yang berarti proses fermentasi menghasilkan energy. Dan terbentuknya gelembung gelembung udara yang mengindikasikan terbentuknya gas CO2 pada saat fermentasi.
reaksi fermentasi sebagai berikut
C6H12O6 à 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
Pada labu Erlenmeyer ke 2 pada label 2 dan 3 yang semua berisikan air sebanyak 50 ml dengan campuran 1 tetes air kapu dan 1 tetes indicator pp yang menjadikan larutan tersebut berwarna pink keunguan menjadi bening dan pada akhirnya keruh menyerupai warna larutan pada labu Erlenmeyer yang terdapat fermipan. Di dalam labu tersebut gas CO2 hasil fermentasi mengalir ke labu tersebut dan membuat larutan menjadi bening tapi pada akhirnya menjadi keruh menurut persamaan

Ca(OH)₂ + CO₂
à CaCO₃ + H₂O
Larutan kapur (Ca(OH)2) pada tabung kedua berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk seperti Saccharomyces sehingga reaksi mulai terhenti ketika hasil reaksi pada labu pertama mengalir menuju labu kedua . Setelah reaksi hampir terhenti , muncul gelembung - gelembung air atau uap air yang merupakan hasil reaksi seperti diatas , keluar melalui selang kecil. Selain itu , terdapat endapan kapur ( CaCO3 ) yang mengendap pada labu kedua. Air yang keluar dari labu kedua sebanding dengan jumlah gas dan air yang mengalir dai labu pertama menuju labu kedua.





BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
                 Dari hasil praktikum ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
    • Cepat atau lamanya Fermentasi dipengaruhi oleh banyaknya fermipan /  saccharomyces
    • Saat reaksi fermentasi terjadi pembentukan energy, menghasilkan gas CO2 dan terjadi di keadaan anaerob serta menghasilkan alkohol

5.2. SARAN
Dari praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa saran sebagai berikut :
·         Percobaan sebaiknya dilakukan menggunakan alat yang tertutup rapat atau menggunakan vaselin yang lebih banyak agar tidak ada kebocoran gas.



var popunder = true;
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia.Posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia. Walau Indonesia merupakan Negara tropis yang mendapatkan sinar matahari terus menerus, mempunyai persediaan air yang melimpah  untuk pertanian dan perkebunan dan tanah yang luas. Namun, hasil pertanian kacang hijau per hektarnya belum memuaskan.
Para petani pun memikirkan cara untuk dapat meningkatkan hasil panen kacang hijau tersebut dengan memberi kotoran sapi pada tanah pertanian mereka setelah mereka mengamati tanaman yang tumbuh di sekitar pembuangan kotoran sapi nampak lebih sehat, lebih cepat tinggi, dan lebih besar. Kemudian,  usaha yang dilakukan para petani berhasil membuat tanaman kacang hijau lebih cepat tinggi dan lebih sehat. Ternyata setelah dilakukan penelitian, terungkap bahwa kotoran sapi tersebut mengandung nitrogen, magnesium, kalium, dan kalsium yang merupakan zat yang diperlukan oleh tanaman.
Walaupun sukses meningkatkan pertumbuhan kacang hijau, namun para petani mengalami beberapa kendala yaitu, persediaan kotoran sapi tidak mencukupi area pertanian yang luas, para petani harus mengangkut beban yang berat dan harus mondar mandir untuk membawa kotoran sapi, kotoran sapi harus difermentasi minimum selama 2 minggu untuk bisa menjadi pupuk kandang.
Melihat hal itu, para ilmuwan melakukan penelitian terhadap kandungan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.Dan didapat beberapa nutrisi makro yang merupakan nutrisi yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak. Nurtisi tersebut antara lain :Nitrogen, fosfor, Kalium, karbon, Magnesium, Besi, Oksigen, Hidrogen, Kalsium, dan Sulfur. Sedangkan nutrisi mikro (Mangan, Boron, Tembaga, Klorin, Seng, Molibdenum) hanya diperlukan pada kadar yang sedikit. Oleh sebab itu, para ilmuwan membuat pupuk buatan yang mengandung unsur makro didalamnya dalam bentuk yang sederhana (cair dan butiran) untuk memudahkan para petani.


1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah :     
-          Bagaimana  pengaruh jumlah pupuk buatan yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata) ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk buatan terhadap tanaman kacang hijau (Vigna radiata). Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui apa yang terjadi dengan pertumbuhan tanaman kacang hijau berkaitan dengan jumlah pupuk yang diberikan.

1.4. MANFAAT PENELITIAN
-          Bagi para pelajar, penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman dengan baik. Para pelajar juga mendapatkan ilmu pengetahuan terbaru mengenai pertanian.
-          Bagi para petani kacang – terutama kacang hijau – juga mendapat pengalaman dan pengetahuan mengenai kadar pemberian pupuk buatan untuk tanamannya. Bukan hanya itu, penelitian ini juga bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas tanaman kacang hijau (Vigna radiata) dalam sektor pertanian.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1.  KACANG HIJAU
Kacang Hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari).Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
·        Divisi : Spermatophyta.
·        Sub-divisi : Angiospermae.
·        Kelas : Dicotyledoneae.
·        Ordo : Rosales.
·        Famili : Papilionaceae.
·        Genus : Vigna.
·        Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiatus
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu.Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling.Daunnya berbentuk segitiga menyirip.Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya.Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek.Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat.Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam .Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
Kacang hijau merupakan tanaman tropis dimana tanaman ini menghendaki suasana panas selama hidupnya.Tanaman kacang hijau (Vigna radiata) dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi.Di dataran tinggi, tanaman kacang hijau mampu bertahan hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut.Tanaman kacang hijau juga dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya cukup rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembaban pada tanah bekas tanaman yang diberi air.Selain itu, tanaman kacang hijau ini umumnya hidup dalam suhu berkisar antara 30 – 40oC. Diatas suhu tersebut, tanaman kacang hijau akan mati. Hal ini disebabkan suhu mempengaruhi tingkat perkecambahan biji kacang hijau (Vigna radiata). Seperti yang kita ketahui bahwa tumbuhan apapun tidak akan bisa tumbuh dengan suhu lingkungan yang ekstrem.
Kacang hijau mengandung zat-zat : amilum, protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, Vitamin B1, A, dan E. Kacang hijau bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan menambah semangat.
2.1.2.   PERTUMBUHAN
Pertumbuhan  dalam arti terbatas, menunjuk pada perambahan ukuran yang tidak dapat balik, yang mencerminkan pertambahan protoplasma. Perkembangan diartikan  pada diferensiasi, suatu perubahan dalam tingkat lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan fisiologi. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan  ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik (Harjadi, 1988).           
Adapun Faktor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain :
·                  Faktor Internal (Dalam)
A) Faktor Intraseluler/Genetis
                            Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.
B) Faktor Interseluler/Fisiologi
                            Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :
a. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang  serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
(1) Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
(2) Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
(3) Merangsang pembentukan buah dan bunga
(4) Memacu pembentangan dan pembelahan sel
(5) Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
(6) Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
(7) Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
(8) Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh.
(9) Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c. Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d. Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
e. Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f. Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
g. Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
·                  Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)   
1.              Air   
                                Air termasuk senyawa utama            yang sangat dibutuhkan tumbuhan.  Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati.
2.              Cahaya
                                Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi.
3.              Kelembapan
                                Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
4.              Nutrien
                                Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati).
5.              Suhu
                                Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C.
6.              Oksigen
                                Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
7.              pH medium (Tingkat keasaman)
                                Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
                                Secara khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.1.3.  PUPUK NPK
Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium.Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan.Pupuk NPK mempunyai berbagai bentuk.Yang paling khas adalah pupuk padat yang berbentuk granul atau bubuk.Ada juga pupuk NPK yang berbentuk cair, beberapa keuntungan dari pupuk cair adalah efek langsung dan jangkauannya yang luas.
Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
·         N – nitrogen: membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun
·         P – fosfor: membantu pertumbuhan akar dan tunas
·         K – kalium: membantu pembungaan dan pembuahan

2.2. HIPOTESIS
·         Tanaman kacang hijau (Vigna radiata) hanya dapat tumbuh dengan subur di tanah yang  memiliki komposisi unsur hara yang memadai.
·         Tanaman yang diberi pupuk yang tidak sesuai dengan aturan akan mengganggu pertumbuhannya. Hanya saja pertumbuhannya mungkin akan menunjukan hal yang berbeda dengan tanaman kacang hijau yang diberi pupuk sesuai dengan aturan.





BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. POPULASI DAN SAMPEL
- Populasi
                  Populasi biji kacang hijau di toko Sembako di pasar Legi, Mojosari.
      - Sampel
                  75 butir biji kacang hijau di dalam 15 gelas air mineral aqua (@ 5 butir biji kacang hijau)

3.2. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
·         Variabel manipulasi adalah variabel  yang dibuat tidak sama untuk mengetahui respon yang dihasilkan guna membangun kesimpulan. Variabel manipulasi pada percobaan kali ini adalah permberian pupuk dengan kadar atau jumlah yang berbeda.
·         Variabel respon adalah variable yang muncul sebagai akibat perlakuan berbeda yang dilakukan di percobaan. Variabel respon pada percobaan ini adalah pertambahan tinggi tanaman kacang hijau setiap hari.
·         Variabel control adalah variable yang kita buat sama agar hasil respon yang muncul hanya sebagai akibat dari variable manipulasi bukan dari factor lain. Variabel control pada percobaan kali ini adalah jenis tanah, jumlah tanah, luas lahan, pencahayaan, suhu, jumlah air, jenis pupuk, waktu dan frekuensi pemberian pupuk, teknik penyiraman, dan kelembapan udara.


3.3. RANCANGAN PERCOBAAN
Dalam membuat rancangan penelitian, yaitu gambaran bagaimana hubungan variabel manipulasi dan variabel respon akan diteliti. Rancangan penelitian ini meliputi:
        1. Golongan A    : Pelakuan dengan tidak memberikan pupuk.
        2. Golongan B    : Perlakuan dengan pemberian pupuk NPKsebanyak 2 butir
        3. Golongan C    : Pelakuan dengan pemberian pupuk NPKsebanyak 4 butir
        4. Golongan D    : Perlakuan dengan pemberian pupuk NPK sebanyak 6 butir
        5. Golongan E    : perlakuan dengan pemberian pupuk NPK sebanyak 8 butir

3.4. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian kali ini, yaitu :
Ø      Biji tanaman kacang hijau (Vigna radiata) secukupnya.
Ø      Pupuk NPK.
Ø      Gelas aqua 15 buah
Ø      Koret atau cangkul kecil1 buah.
Ø      Tanah yang bagus (tanah bakaran) secukupnya.

3.5. LANGKAH KERJA
Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penelitian, antara lain:
·         Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
·         Masukkan tanah yang telah dicampur pupuk kedalam masing – masing gelas aqua.
·         Kemudian masukkan biji kacang hijau (Vigna radiata) yang baik mutunya kedalam tanah masing - masing gelas aqua.Lalu tutup lagi dengan tanah sedikit saja.
·         Siram dengan air, kemudian letakkan ditempat yang mendapat cahaya matahari yang cukup.
·         Beberapa hari kemudian, beri pupuk.
·         Amatilah dan lakukan analisis data.




BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. GAMBAR PERCOBAAN


*Dari kiri ke kanan = golongan A sampai golongan E

4.2. DATA HASIL PERCOBAAN
4.2.1.  Tabel data hasil percobaan
1.      Hari ketiga setelah penanaman, Jumat 15/8/2014. Sebelum pemberian pupuk
Golongan
1
2
3
Rata-rata
A
6 cm
7 cm
7 cm
6,67 cm
B
5 cm
7 cm
5,5 cm
5,84 cm
C
5,5 cm
6 cm
7,5 cm
6,34 cm
D
5,5 cm
6 cm
7,5 cm
6,34 cm
E
6 cm
5,5 cm
7,5 cm
6,34 cm

2.      Hari keempat setelah penanaman, Sabtu 16/8/2014. Setelah pemberian pupuk
Golongan
1
2
3
Rata-rata
A
13 cm
14 cm
13 cm
13,34 cm
B
10,5 cm
11 cm
12 cm
11,167 cm
C
12 cm
13 cm
12,5 cm
12,5 cm
D
12 cm
12,5 cm
14 cm
12,834 cm
E
12 cm
12,5 cm
14 cm
12,834 cm

3.      Hari kelima setelah penanaman, Minggu 17/8/2014.
Golongan
1
2
3
Rata-rata
A
16 cm
16 cm
15,5 cm
15,84 cm
B
14 cm
15,5 cm
14 cm
14,5 cm
C
14 cm
16 cm
15 cm
15 cm
D
16,5 cm
15 cm
17 cm
16,16 cm
E
16,5 cm
17 cm
17 cm
16,84 cm

4.      Hari keenam setelah penanaman, Senin 18/8/2014
Golongan
1
2
3
Rata-rata
A
19 cm
19 cm
16 cm
18 cm
B
16,5 cm
17,5 cm
17,5 cm
17,167 cm
C
15,5 cm
19,5 cm
18,5 cm
17,84 cm
D
18 cm
17 cm
22 cm
19 cm
E
18 cm
19 cm
19,5 cm
18,84 cm
 
5.      Selisih pertambahan tinggi tanaman kacang hijau
Golongan
Rata – rata PERTAMBAHAN TUMBUH KE -
Rata-rata
1
2
3
A
6,67 cm
2,5 cm
2,16 cm
3,77 cm
B
5,327 cm
3,34 cm
2,67 cm
3,78 cm
C
6,16 cm
2,5 cm
2,84 cm
3,83 cm
D
6,5 cm
3,3 cm
2,84 cm
4,21 cm
E
6,5 cm
4 cm
2 cm
4,16 cm


4.2.2.  Diagram hasil percobaan

1.    Diagram Pertumbuhan 1 – 3


2.    Diagram Rata - Rata Pertumbuhan



4.3. ANALISA DAN PEMBAHASAN
        1. Bagian A          : Pelakuan dengan tidak memberikan pupuk.
        2. Bagian B          : Perlakuan dengan pemberian pupuk NPKsebanyak 2 butir
        3. Bagian C          : Pelakuan dengan pemberian pupuk NPKsebanyak 4 butir
        4. Bagian D          : Perlakuan dengan pemberian pupuk NPK sebanyak 6 butir
        5. Bagian E          : perlakuan dengan pemberian pupuk NPK sebanyak 8 butir
Pertumbuhan  dalam arti terbatas, menunjuk pada perambahan ukuran yang tidak dapat balik, yang mencerminkan pertambahan protoplasma. Perkembangan diartikan  pada diferensiasi, suatu perubahan dalam tingkat lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan fisiologi. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan  ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik (Harjadi, 1988).
Dalam praktikum kali ini dapat diketahui bahwa pertumbuhan tanaman kacang hijau sangat cepat sebelum diberi pupuk karena masih terdapat sumber nutrisi dari biji. Sehingga pertumbuhan tanaman berlangsung cepat. Dapat dilihat pula pada table 1 yang memuat data tinggi tanaman saat sebelum diberi pupuk dan table 2 yang memuat data tinggi tanaman sehari sesudah diberi pupuk yang menunjukkan selisih angka yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya unsur nitrogen didalam pupuk yang diberikan dan membuat lonjakan pertumbuhan. Setelah itu, pada hari kedua dan ketiga pemberian pupuk tanaman kacang hijau mengalami penurunan pertambahan pertumbuhan yang disebabkan sedikitnya unsur nitrogen dari pupuk tersebut. Hal ini pun sesuai dengan pendapat Nyakpa (1988), bahwa bilamana terjadi kekurangan unsur hara N maka pada tanaman akan terjadi penghentian proses pertumbuhan dan reproduksi sedangkan bila jumlahnya cukup tersedia akan membantu dalam proses pertumbuhan organ vegetatif pada umumnya.
Dalam praktikum ini juga didapatkan data pengamatan tinggi tanaman kacang hijau yang paling tinggi pada perlakuan golongan D (diberi pupuk dengan populasi 5 tanaman dan jumlah pupuk 6 butir) dengan polybag D3 yaitu sebesar 22 cm. Hal ini diduga karena unsur N berperan dalam pertumbuhan dan reproduksi tanaman. Tanaman kacang hijau dengan perlakuan pada golongan D juga memiliki rata-rata pertambahan tinggi sebesar 4,21 cm. paling tinggi diantara yang lainnya.
Nitrogen harus tersedia di dalam tanaman sebelum terbentuknya sel-sel baru, karena pertumbuhannya tidak dapat berlangsung tanpa Nitrogen. Sedangkan panjang batang terendah didapat pada perlakuan golongan A (pemberian pupuk dengan  populasi 5 tanaman dan jumlah pupuk 0 butir) yaitu sebesar 16 cm. dan rata-rata pertambahan tingginya sebesar 3,77 cm. yang terendah diantara yang lainnya.




BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
                 Dari hasil praktikum ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
    • Tanaman yang kurang mendapat nutrisi pertumbuhannya lambat dari pada tanaman yang mendapat nutrisi yang cukup.
    • Pupuk NPK mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

5.2. SARAN
Dari praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa saran sebagai berikut :
·         Pada variable manipulasinya, kadar pemberian pupuk kurang jauh perbedaannya sehingga sulit mendapatkan analisis yang akurat dan tidak adanya hasil untuk tanaman yang terlalu banyak diberi pupuk
·         Lebih baik dilakukan di rumah sehingga pengawasannya terjamin