BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Kacang hijau
merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang
cukup penting di Indonesia.Posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai
dan kacang tanah.Kacang hijau merupakan salah satu
tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia. Walau Indonesia
merupakan Negara tropis yang mendapatkan sinar matahari terus menerus,
mempunyai persediaan air yang melimpah
untuk pertanian dan perkebunan dan tanah yang luas. Namun, hasil
pertanian kacang hijau per hektarnya belum memuaskan.
Para petani
pun memikirkan cara untuk dapat meningkatkan hasil panen kacang hijau tersebut
dengan memberi kotoran sapi pada tanah pertanian mereka setelah mereka
mengamati tanaman yang tumbuh di sekitar pembuangan kotoran sapi nampak lebih
sehat, lebih cepat tinggi, dan lebih besar. Kemudian, usaha yang dilakukan para petani berhasil
membuat tanaman kacang hijau lebih cepat tinggi dan lebih sehat. Ternyata
setelah dilakukan penelitian, terungkap bahwa kotoran sapi tersebut mengandung
nitrogen, magnesium, kalium, dan kalsium yang merupakan zat yang diperlukan
oleh tanaman.
Walaupun sukses meningkatkan
pertumbuhan kacang hijau, namun para petani mengalami beberapa kendala yaitu,
persediaan kotoran sapi tidak mencukupi area pertanian yang luas, para petani
harus mengangkut beban yang berat dan harus mondar mandir untuk membawa kotoran
sapi, kotoran sapi harus difermentasi minimum selama 2 minggu untuk bisa
menjadi pupuk kandang.
Melihat hal itu, para ilmuwan melakukan
penelitian terhadap kandungan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.Dan didapat
beberapa nutrisi makro yang merupakan nutrisi yang diperlukan tumbuhan dalam
jumlah banyak. Nurtisi tersebut antara lain :Nitrogen, fosfor, Kalium, karbon,
Magnesium, Besi, Oksigen, Hidrogen, Kalsium, dan Sulfur. Sedangkan nutrisi
mikro (Mangan, Boron, Tembaga, Klorin, Seng, Molibdenum) hanya diperlukan pada
kadar yang sedikit. Oleh sebab itu, para ilmuwan membuat pupuk buatan yang
mengandung unsur makro didalamnya dalam bentuk yang sederhana (cair dan butiran)
untuk memudahkan para petani.
1.2.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
adalah :
-
Bagaimana pengaruh
jumlah pupuk buatan yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata) ?
1.3.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pupuk buatan terhadap tanaman kacang hijau (Vigna radiata). Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui
apa yang terjadi dengan pertumbuhan tanaman kacang hijau berkaitan dengan jumlah
pupuk yang diberikan.
1.4.
MANFAAT
PENELITIAN
-
Bagi para pelajar, penelitian ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman dengan baik. Para pelajar
juga mendapatkan ilmu pengetahuan terbaru mengenai pertanian.
-
Bagi para petani kacang – terutama kacang hijau – juga
mendapat pengalaman dan pengetahuan mengenai kadar pemberian pupuk buatan untuk
tanamannya. Bukan hanya itu, penelitian ini juga bertujuan untuk membantu
meningkatkan kualitas tanaman kacang hijau (Vigna
radiata) dalam sektor pertanian.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1.
KAJIAN TEORI
2.1.1.
KACANG HIJAU
Kacang Hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang
berumur pendek (kurang lebih 60 hari).Tanaman ini disebut juga mungbean,
green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini
diklasifikasikan seperti berikut ini:
· Divisi
: Spermatophyta.
· Sub-divisi
: Angiospermae.
· Kelas
: Dicotyledoneae.
· Ordo
: Rosales.
· Famili
: Papilionaceae.
· Genus
: Vigna.
· Spesies
: Vigna radiata atau Phaseolus radiatus
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian
sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.Cabangnya menyamping
pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu.Warna batang dan cabangnya ada
yang hijau dan ada yang ungu.Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan
letaknya berseling.Daunnya berbentuk segitiga menyirip.Tangkai daunnya cukup
panjang, lebih panjang dari daunnya.Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam
tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.Polong
kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya
berbulu pendek.Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna
hitam atau coklat.Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih
kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam
atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam .Tanaman
kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
Kacang hijau merupakan tanaman tropis dimana tanaman ini
menghendaki suasana panas selama hidupnya.Tanaman kacang hijau (Vigna radiata)
dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi.Di dataran tinggi,
tanaman kacang hijau mampu bertahan hingga ketinggian 500 m di atas permukaan
laut.Tanaman kacang hijau juga dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya cukup
rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembaban pada tanah bekas tanaman yang diberi
air.Selain itu, tanaman kacang hijau ini umumnya hidup dalam suhu berkisar
antara 30 – 40oC. Diatas suhu tersebut, tanaman kacang hijau akan
mati. Hal ini disebabkan suhu mempengaruhi tingkat perkecambahan biji kacang
hijau (Vigna radiata). Seperti yang kita ketahui bahwa tumbuhan apapun tidak
akan bisa tumbuh dengan suhu lingkungan yang ekstrem.
Kacang hijau mengandung zat-zat : amilum, protein, besi,
belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, Vitamin B1, A, dan
E. Kacang hijau bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan menambah
semangat.
2.1.2.
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan dalam
arti terbatas, menunjuk pada perambahan ukuran yang tidak dapat balik, yang
mencerminkan pertambahan
protoplasma. Perkembangan diartikan pada diferensiasi, suatu
perubahan dalam tingkat lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan
organisasi secara anatomi dan fisiologi. Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh
pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik (Harjadi,
1988).
Adapun Faktor – factor
yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain :
·
Faktor
Internal (Dalam)
A) Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung factor-faktor
sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi
untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein.
Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan
oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat
yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.
B) Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan
proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang
sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut
fitohormon.Hormon itu diantaranya :
a. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan
selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan
ujung batang serta jaringan yang masih
bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
(1) Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
(2) Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
(3) Merangsang pembentukan buah dan bunga
(4) Memacu pembentangan dan pembelahan sel
(5) Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
(6) Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
(7) Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
(8) Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh
adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas
lateral akan tumbuh.
(9) Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan
maka auksin akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel
baguan atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya
matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak
merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih
panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat
gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan
embrio.
c. Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d. Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
e. Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f. Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
g. Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.
·
Faktor Eksternal/Luar
(Lingkungan)
1.
Air
Air
termasuk senyawa
utama yang
sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak
berlangsung sehingga tumbuhan mati.
2.
Cahaya
Kualitas,
intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya
berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan.
Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi.
3.
Kelembapan
Laju
transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah,
transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air
dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
4.
Nutrien
Zat
makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion.
Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis
berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang
maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati).
5.
Suhu
Suhu
berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi.
Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik
berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas
40°C.
6.
Oksigen
Oksigen
mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan, terjadi
penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain
untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila
tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
7.
pH medium
(Tingkat keasaman)
Derajat
keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara
yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang
diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur
yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
Secara
khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan
intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau.
2.1.3.
PUPUK NPK
Pupuk
NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang
mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium.Pupuk
NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum
digunakan.Pupuk NPK mempunyai berbagai bentuk.Yang paling khas adalah pupuk
padat yang berbentuk granul atau bubuk.Ada juga pupuk NPK yang berbentuk cair,
beberapa keuntungan dari pupuk cair adalah efek langsung dan jangkauannya yang
luas.
Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman
dalam tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
·
N – nitrogen: membantu pertumbuhan vegetatif, terutama
daun
·
P – fosfor: membantu pertumbuhan akar dan tunas
·
K – kalium: membantu pembungaan dan pembuahan
2.2.
HIPOTESIS
·
Tanaman kacang hijau (Vigna
radiata) hanya dapat tumbuh dengan subur di tanah yang memiliki
komposisi unsur hara yang memadai.
·
Tanaman yang diberi pupuk yang tidak sesuai dengan aturan
akan mengganggu pertumbuhannya. Hanya saja pertumbuhannya mungkin akan
menunjukan hal yang berbeda dengan tanaman kacang hijau yang diberi pupuk
sesuai dengan aturan.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1.
POPULASI DAN
SAMPEL
- Populasi
Populasi
biji kacang hijau di toko Sembako di pasar Legi, Mojosari.
- Sampel
75 butir
biji kacang hijau di dalam 15 gelas air mineral aqua (@ 5 butir biji kacang
hijau)
3.2.
DEFINISI
OPERASIONAL VARIABEL
·
Variabel manipulasi adalah variabel yang dibuat tidak sama untuk mengetahui respon yang dihasilkan guna
membangun kesimpulan. Variabel manipulasi pada percobaan kali ini adalah
permberian pupuk dengan kadar atau jumlah yang berbeda.
·
Variabel respon adalah variable yang muncul sebagai akibat
perlakuan berbeda yang dilakukan di percobaan. Variabel respon pada percobaan
ini adalah pertambahan tinggi tanaman kacang hijau setiap hari.
·
Variabel control adalah variable yang kita buat sama agar
hasil respon yang muncul hanya sebagai akibat dari variable manipulasi bukan
dari factor lain. Variabel control pada percobaan kali ini adalah jenis tanah,
jumlah tanah, luas lahan, pencahayaan, suhu, jumlah air, jenis pupuk, waktu dan
frekuensi pemberian pupuk, teknik penyiraman, dan kelembapan udara.
3.3.
RANCANGAN
PERCOBAAN
Dalam
membuat rancangan penelitian, yaitu gambaran bagaimana hubungan variabel
manipulasi dan variabel respon akan diteliti. Rancangan penelitian ini
meliputi:
1. Golongan
A : Pelakuan dengan tidak memberikan
pupuk.
2. Golongan
B : Perlakuan dengan pemberian pupuk
NPKsebanyak 2 butir
3. Golongan
C : Pelakuan dengan
pemberian pupuk NPKsebanyak 4 butir
4. Golongan
D : Perlakuan dengan pemberian pupuk
NPK sebanyak 6 butir
5. Golongan
E : perlakuan dengan pemberian pupuk
NPK sebanyak 8 butir
3.4.
ALAT DAN
BAHAN
Alat
dan bahan yang diperlukan dalam penelitian kali ini, yaitu :
Ø Biji tanaman kacang
hijau (Vigna radiata) secukupnya.
Ø Pupuk NPK.
Ø Gelas aqua 15 buah
Ø Koret atau cangkul
kecil1 buah.
Ø Tanah yang bagus
(tanah bakaran) secukupnya.
3.5.
LANGKAH
KERJA
Langkah
– langkah yang harus dilakukan untuk melakukan penelitian, antara lain:
·
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
·
Masukkan tanah yang telah dicampur pupuk kedalam masing –
masing gelas aqua.
·
Kemudian masukkan biji kacang hijau (Vigna radiata) yang
baik mutunya kedalam tanah masing - masing gelas aqua.Lalu tutup lagi dengan
tanah sedikit saja.
·
Siram dengan air, kemudian letakkan ditempat yang
mendapat cahaya matahari yang cukup.
·
Beberapa hari kemudian, beri pupuk.
·
Amatilah dan lakukan analisis data.
BAB IV
DATA DAN
PEMBAHASAN
4.1.
GAMBAR
PERCOBAAN
*Dari kiri ke kanan = golongan A sampai golongan E
4.2.
DATA HASIL
PERCOBAAN
4.2.1.
Tabel data
hasil percobaan
1.
Hari ketiga setelah penanaman, Jumat 15/8/2014. Sebelum
pemberian pupuk
Golongan
|
1
|
2
|
3
|
Rata-rata
|
A
|
6 cm
|
7 cm
|
7 cm
|
6,67 cm
|
B
|
5 cm
|
7 cm
|
5,5 cm
|
5,84 cm
|
C
|
5,5 cm
|
6 cm
|
7,5 cm
|
6,34 cm
|
D
|
5,5 cm
|
6 cm
|
7,5 cm
|
6,34 cm
|
E
|
6 cm
|
5,5 cm
|
7,5 cm
|
6,34 cm
|
2.
Hari keempat setelah penanaman, Sabtu 16/8/2014. Setelah
pemberian pupuk
Golongan
|
1
|
2
|
3
|
Rata-rata
|
A
|
13 cm
|
14 cm
|
13 cm
|
13,34 cm
|
B
|
10,5 cm
|
11 cm
|
12 cm
|
11,167 cm
|
C
|
12 cm
|
13 cm
|
12,5 cm
|
12,5 cm
|
D
|
12 cm
|
12,5 cm
|
14 cm
|
12,834 cm
|
E
|
12 cm
|
12,5 cm
|
14 cm
|
12,834 cm
|
3.
Hari kelima setelah penanaman, Minggu 17/8/2014.
Golongan
|
1
|
2
|
3
|
Rata-rata
|
A
|
16 cm
|
16 cm
|
15,5 cm
|
15,84 cm
|
B
|
14 cm
|
15,5 cm
|
14 cm
|
14,5 cm
|
C
|
14 cm
|
16 cm
|
15 cm
|
15 cm
|
D
|
16,5 cm
|
15 cm
|
17 cm
|
16,16 cm
|
E
|
16,5 cm
|
17 cm
|
17 cm
|
16,84 cm
|
4.
Hari keenam setelah penanaman, Senin 18/8/2014
Golongan
|
1
|
2
|
3
|
Rata-rata
|
A
|
19 cm
|
19 cm
|
16 cm
|
18 cm
|
B
|
16,5 cm
|
17,5 cm
|
17,5 cm
|
17,167 cm
|
C
|
15,5 cm
|
19,5 cm
|
18,5 cm
|
17,84 cm
|
D
|
18 cm
|
17 cm
|
22 cm
|
19 cm
|
E
|
18 cm
|
19 cm
|
19,5 cm
|
18,84 cm
|
5.
Selisih pertambahan tinggi tanaman kacang hijau
Golongan
|
Rata – rata PERTAMBAHAN TUMBUH KE -
|
Rata-rata
|
||
1
|
2
|
3
|
||
A
|
6,67 cm
|
2,5 cm
|
2,16 cm
|
3,77 cm
|
B
|
5,327
cm
|
3,34 cm
|
2,67
cm
|
3,78 cm
|
C
|
6,16 cm
|
2,5 cm
|
2,84 cm
|
3,83 cm
|
D
|
6,5
cm
|
3,3 cm
|
2,84
cm
|
4,21 cm
|
E
|
6,5 cm
|
4 cm
|
2 cm
|
4,16 cm
|
4.2.2.
Diagram
hasil percobaan
1.
Diagram
Pertumbuhan 1 – 3
2.
Diagram Rata
- Rata Pertumbuhan
4.3.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Bagian A : Pelakuan dengan tidak memberikan
pupuk.
2. Bagian
B : Perlakuan
dengan pemberian pupuk NPKsebanyak 2 butir
3. Bagian
C : Pelakuan
dengan pemberian pupuk NPKsebanyak 4 butir
4. Bagian
D : Perlakuan dengan
pemberian pupuk NPK sebanyak 6 butir
5. Bagian E : perlakuan dengan pemberian pupuk NPK
sebanyak 8 butir
Pertumbuhan dalam
arti terbatas, menunjuk pada perambahan ukuran yang tidak dapat balik, yang
mencerminkan pertambahan protoplasma. Perkembangan diartikan pada
diferensiasi, suatu perubahan dalam tingkat lebih tinggi yang menyangkut
spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan fisiologi. Pertumbuhan tanaman
ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak
dapat balik (Harjadi, 1988).
Dalam
praktikum kali ini dapat diketahui bahwa pertumbuhan tanaman kacang hijau
sangat cepat sebelum diberi pupuk karena masih terdapat sumber nutrisi dari
biji. Sehingga pertumbuhan tanaman berlangsung cepat. Dapat dilihat pula pada
table 1 yang memuat data tinggi tanaman saat sebelum diberi pupuk dan table 2
yang memuat data tinggi tanaman sehari sesudah diberi pupuk yang menunjukkan
selisih angka yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya unsur nitrogen
didalam pupuk yang diberikan dan membuat lonjakan pertumbuhan. Setelah itu,
pada hari kedua dan ketiga pemberian pupuk tanaman kacang hijau mengalami
penurunan pertambahan pertumbuhan yang disebabkan sedikitnya unsur nitrogen
dari pupuk tersebut. Hal ini pun sesuai dengan pendapat Nyakpa (1988), bahwa
bilamana terjadi kekurangan unsur hara N maka pada tanaman akan terjadi
penghentian proses pertumbuhan dan reproduksi sedangkan bila jumlahnya cukup
tersedia akan membantu dalam proses pertumbuhan organ vegetatif pada
umumnya.
Dalam
praktikum ini juga didapatkan data pengamatan tinggi tanaman kacang hijau yang
paling tinggi pada perlakuan golongan D (diberi pupuk dengan populasi 5 tanaman
dan jumlah pupuk 6 butir) dengan polybag D3 yaitu sebesar 22 cm. Hal ini diduga
karena unsur N berperan dalam pertumbuhan dan reproduksi tanaman. Tanaman
kacang hijau dengan perlakuan pada golongan D juga memiliki rata-rata
pertambahan tinggi sebesar 4,21 cm. paling tinggi diantara yang lainnya.
Nitrogen
harus tersedia di dalam tanaman sebelum terbentuknya sel-sel baru, karena
pertumbuhannya tidak dapat berlangsung tanpa Nitrogen. Sedangkan panjang batang
terendah didapat pada perlakuan golongan A (pemberian pupuk
dengan populasi 5 tanaman dan jumlah pupuk 0 butir) yaitu sebesar 16
cm. dan rata-rata pertambahan tingginya sebesar 3,77 cm. yang terendah diantara
yang lainnya.
BAB V
PENUTUP
5.1.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
- Tanaman yang kurang
mendapat nutrisi pertumbuhannya lambat dari pada tanaman yang mendapat nutrisi
yang cukup.
- Pupuk NPK mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
5.2.
SARAN
Dari
praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa saran sebagai berikut :
·
Pada variable manipulasinya, kadar pemberian pupuk kurang
jauh perbedaannya sehingga sulit mendapatkan analisis yang akurat dan tidak
adanya hasil untuk tanaman yang terlalu banyak diberi pupuk
·
Lebih baik dilakukan di rumah sehingga pengawasannya
terjamin
0 komentar:
Posting Komentar