Minggu, 09 Maret 2014

var popunder = true;
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
RESPIRASI SERANGGA DAN TUMBUHAN

A.      Tujuan
-          Mengetahui kecepatan respirasi pada serangga dan tumbuhan
-          Mengetahui pengaruh berat serangga dan tumbuhan terhadap laju reaksi respirasi

B.      Rumusan Masalah
-          Bagaimana pengaruh berat serangga terhadap laju reaksi?
-          Bagaimana pengaruh berat tumbuhan terhadap laju reaksi?
-          Apakah tumbuhan juga melakukan respirasi?

C.      Dasar Teori
Respirasi adalah serangkaian reaksi biokimiawi yang memerlukan oksigen untuk mengoksidasi atau membakar zat-zat makanan guna menghasilkan energi diperlukan oleh makhluk hidup dengan hasil samping berupa karbondioksida dan air. Walaupun respirasi dan bernapas saling berhubungan , respirasi memiliki arti yang lebih dalam, respirasi merupakan proses menghasilkan energi, sedangkan bernapas merupakan cara makhluk hidup melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untuk melakukan aktivitas kehidupan, seperti sintesis, gerak, pertumbuhan, dan bereproduksi. Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel maupun mulut.
Respirasi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi umumnya sebagai berikut:
                C6H12O6 + 6O2   -------->     6CO2 + 6H2O + energy ( 675 kalori)
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.
2.Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + Energi (28 Kalori)

Oksigen yamg diperoleh dari proses bernapas digunakan dalam proses respirasi, sedangkan karbon dioksida yang dihasilkan ari proses respirasi dikeluarkan melalui proses bernapas. Respirasi berkaitan erat dengan laju metabolisme karena laju metabolisme merupakan jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksida dan bahan makanan memerlukan oksigen ( dalam jumlah yang dibutuhkan ) untuk menghasilkan energi yang diketahui menghasilkan jumlahnya juga, akan tetapi laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor mempengaruhi lajukonsumsi oksigen antara lain spesies makhluk hidup, temperatur, aktivitas dan ukuran badan.

Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen untuk reaksi metabolisme yang melepaskan energy dari molekul nutrien dan menghasilkan ATP. Pada waktu yang sama, reaksi ini juga melepaskan karbon dioksida. Konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida terjadi di dalam mitokondria sesuai terjadinya respirasi seluler. Kerena jumlah karbon dioksida yang melimpah menghasilkan keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, maka CO2 yang berlimpah itu harus dibuang dengan cepat. Dua sistem yang memasok oksigen dan membuang karbon dioksida adalah sistem kardioksikular dan sistem respirasitori. Sistem respirasitori memberikan pertukaran gas, mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida, sedangkan sistem kardioksikular mengangkut gas dalam darah antara paru-paru dan sel-sel, tubuh.

D.      Hipotesa
-          Semakin berat tumbuhan maka laju reaksinya semakin cepat
-          Semakin berat serangga maka laju reaksinya semakin cepat
-          Tumbuhan juga melakukan kegiatan respirasi

      

EVariabel :
-          Kontrol         : NaOH, Kapas, Eosin, jenis tumbuhan, jenis hewan
-          Manipulasi  : Berat tumbuhan, jumlah hewan
-          Respon         : Jarak/ perpindahan eosin tiap 3 menit
.     
  Alat Dan Bahan
-          Respirometer
-          Neraca
-          Jangkrik (1 ekor dan 2 ekor)
-          Toge (5gr dan 3gr)
-          Kristal NaOH
-          Plastisin/vaselin
-          Kapas
-          Suntikan
-          Stopwatch
-          Larutan Eosin

F.       Cara Kerja
1.       Masukkan kristal NaOH ke dalam tabung respirometer, kemudian masukkan kapas secukupnya sebagai batas Antara NaOH dan bahan uji.
2.       Masukkan Toge sebanyak 3 gr ke dalam tabung respirometer.
3.       Olesi mulut tabung respirometer dengan vaselin
4.       Tutup tabung respirometer dengan pipa respirometer, taruh pada dudukannya.
5.       Suntikan larutan Eosin sampai menyentuh skala 0. Dan hidupkan stopwatch bersamaan
6.       Catat pergerakan larutan eosin setiap 3 menit sekali.
7.       Ulangi kegiatan tersebut dengan toge 5gr, 1 ekor jangkrik, dan 2 ekor jangkrik sebagai bahan uji.


G.     Gambar praktikum

A.      Data Hasil Pengamatan
-          Toge
No.
Berat Toge
Waktu
Rata-Rata
Rata-Rata/Berat

3 Menit
6 Menit
9 Menit

1
3 gr
0,25
0,43
0,58
0,42
0,14

2
5 gr
0,36
0,63
0,83
0,61
0,122


-          Jangkrik

No.
Jumlah Jangkrik
Waktu
Rata-Rata
Rata-Rata/Berat

3 Menit
6 Menit
9 Menit

1
1 ekor
0,39
0,56
0,68
0,54
0,27

2
2 ekor
0,31
0,5
0,64
0,48
0,24



I.        Analisa Data
Dari data yang didapatkan berdasarkan percobaan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut :
1.       Toge :
-          Bahan uji berupa toge dengan massa 3gr, menggerakkan eosin tiap 3 menit selama 9 menit sejauh 0,25 ; 0,43 ; 0,58 dengan rata –rata 0,42 dan laju respirasi per berat 0,14
-          Bahan uji berupa toge dengan massa 5gr, menggerakkan eosin tiap 3 menit selama 9 menit sejauh 0,36 ; 0,63 ; 0,83 dengan rata –rata 0,61 dan laju respirasi per berat 0,122
-          Bahan uji yang lebih berat memiliki hasil laju respirasi lebih cepat, ini dikarenakan jumlah bahan uji yang lebih banyak sehingga konsumsi oksigen pun lebih banyak.
-          Bahan uji yang lebih berat memiliki hasil laju respirasi/berat lebih sedikit karena jumlah oksigen yang dapat didapatkan tumbuhan berbanding terbalik dengan jumlah/berat tumbuhan
2.       Jangkrik :
-          Bahan uji berupa jangkrik sebanyak 1 ekor, menggerakkan eosin tiap 3 menit selama 9 menit sejauh 0,39 ; 0,56 ; 0,68 dengan rata –rata 0,54 dan laju respirasi per berat 0,27
-          Bahan uji berupa jangkrik sebanyak 1 ekor, menggerakkan eosin tiap 3 menit selama 9 menit sejauh 0,31 ; 0,5 ; 0,64 dengan rata –rata 0,48 dan laju respirasi per berat 0,24
-          Bahan uji yang lebih berat memiliki hasil laju respirasi lebih lambat, ini dikarenakan selain jangkrik melakukan respirasi aerob, jangkrik juga melakukan respirasi anaerob pada saat keadaan terdesak karena jumlah oksigen menipis.
-          Bahan uji yang lebih berat memiliki hasil laju respirasi/berat lebih sedikit karena jumlah oksigen yang dapat didapatkan serangga berbanding terbalik dengan jumlah serangga.

3.       Diketahui hasil samping respirasi adalah karbondioksida dan air. Zat karbondioksida merupakan zat beracun sehingga dikeluarkan oleh tubuh. Tapi karena percobaan dilakukan ditempat tertutup yang apabila karbondioksida tidak dikeluarkan atau diikat, karbondioksida tersebut dapat meracuni tubuh. Sehingga diperlukan Kristal NaOH sebagai pengikat CO2  karena bersifat higroskopis. Karbondioksida yang diikat oleh NaOH akan menjadi Na2CO3 + H­20 menurut reaksi :
(i)                  NaOH + CO2 → NaHCO3
(ii)                (ii) NaHCO3 + NaOH → Na2CO3 + H2O
Jadi NaOH mendukung percobaan tersebut untuk merubah tekanan dalam respirometer sehingga eosin dapat bergerak dan memurnikan gas oksigen yang ada didalam respirometer agar tidak bercampur CO2.

J.        Kesimpulan
Respirasi bertujuan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk membakar/mengoksidasi makanan dan hasil samping berupa air dan karbondioksida. Sehingga semua makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk respirasi walaupun tumbuhan hijau dapat melakukan fotosintesis. Oleh karena itu gas oksigen sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Laju respirasi juga berbeda-beda tergantung oleh spesies makhluk hidup, temperatur, aktivitas, ukuran/berat badan, dan lingkungan tempat tinggal. Pada saat terdesak selain melakukan respirasi aerob, hewan juga akan melakukan respirasi anaerob.






0 komentar: